Selamat datang, terima kasih atas kunjungannya. Salam perdamaian

Konsep Hidup Ki Hajar Dewantara

Trikon: Kontinyu, Konsentris, dan Konvergen

Kontinyu
Garis hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari kehidupan pada zaman lampau. Harus ada peningkatan sebagai kelanjutan dari kebudayaan yang sudah ada.
Konsentris
Setelah bersatu dan berkomunikasi dengan bangsa lain, jangan sampai kehilangan kepribadian sendiri. Identitas bangsa harus tetap dipertahankan.
Konvergen
Menghindari mengisolasi diri dari bangsa lain. Menuju komunikasi antarbangsa dan antarnegara untuk mencapai kemakmuran dengan saling menghormati, memperhatikan persamaan hak, dan kemerdekaan masing-masing.

Trisakti Jiwa
Konsep Ki Hajar Dewantara "Trisakti Jiwa", terdiri dari cipta, rasa, dan karsa. Maksudnya, untuk melaksanakan segala sesuatu, harus ada kombinasi yang sinergis antara hasil olah pikir, hasil olah rasa, serta motivasi yang kuat di dalam dirinya. Jika hanya mengandalkan salah satunya, maka kemungkinan tidak akan berhasil.

Trihayu
Konsep pengembangan kebudayaan Ki Hajar dikenal dengan konsep "Trihayu" yang terdiri dari mamayu hayunging sarira, mamayu hayuning bangsa, dan mamayu hayuning bawana. Maksudnya, apapun yang diperbuat oleh seseorang itu hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsa, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya.
Mamayu hayunging sarira
Untuk dapat memanfaat alam semesta, manusia harus terlebih dahulu belajar menata dirinya, mengendalikan perilakunya, disiplin terhadap norma yang berlaku, serta agama yang dianutnya, mencarinya jati diri untuk  mampu mengendalikan nafsu hingga jiwanya tertata mencapai tahap rahayuning jiwa.
Mamayu hayuning bangsa
Setelah mampu menemukan jati diri dan mengendalikan nafsunya, manusia akan menuju pada tingkatan selanjutnya, yaitu berinteraksi dengan sesamanya. Dimulai dari lingkungan keluarga, berlanjut ke lingkungan masyarakat, lalu ke tingkat negara. Pada intinya adalah bagaimana seseorang bisa saling menjaga, membantu, dan membina untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sehingga terwujud masyarakat yang baik, tangguh dan berkualitas untuk membangun dan mewujudkan tujuan negara.
Mamayu hayuning bawana
Pada tataran ini, manusia harus mempunyai semangat untuk mengupayakan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup di dunia. Tidak boleh melakukan perusakan alam. Manusia harus sadar bahwa keberadaan setiap individu di alam raya tidaklah berdiri sendiri. Ada kaitan yang erat dengan seluruh komponen di alam yang saling bergantung dalam struktur yang rapi dan bertingkat. Falsafah tepa slira akan menciptakan lingkungan yang sejuk dan harmonis.

Tripantangan
Konsep kebudayaan Ki Hajar yang moralis tertuang dalam konsep "Tripantangan" yang terdiri dari pantang harta, praja, dan wanita/pria. Maksudnya, kita dilarang menggunakan harta orang lain secara tidak benar (misal: korupsi), menyalahgunakan jabatan (misal: kolusi) dan bermain wanita/pria (misal: menyeleweng).

0 komentar:

Posting Komentar